TIMES JAZIRAH, JAKARTA – Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) menegaskan bahwa kesenjangan sosial atau disparitas menjadi tantangan besar bagi Jakarta sebagai kota metropolitan.

“Di Jakarta ini, orang terkaya di Indonesia ada di Jakarta. Dan mungkin juga orang miskin terbanyak,” ujar JK dalam acara pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI DKI Jakarta periode 2025–2030 di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Rabu (10/9/2025).

Menurut JK, Ibu Kota bukan hanya menjadi pusat tempat tinggal kelompok elite, tetapi juga dihuni masyarakat dengan kondisi ekonomi terendah. Variasi sosial tersebut, kata dia, membutuhkan perhatian serius agar tidak menimbulkan dampak buruk.

JK menekankan PMI memiliki peran penting membantu kelompok yang kesulitan, mulai dari korban bencana, warga yang membutuhkan donor darah, hingga masyarakat miskin perkotaan. “PMI harus berjuang. Bukan hanya dalam batas-batas itu, harus bekerja untuk keselamatan dan kebaikan untuk kita,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dalam kesempatan yang sama menyatakan tantangan terbesar Jakarta saat ini bukan lagi pembangunan infrastruktur, melainkan kesenjangan sosial.

“Hampir semua indikator pembangunan Jakarta baik, kecuali satu, yaitu disparitas. Gini rasionya naik, dari 0,34, naik sedikit,” kata Pramono.

Ia menegaskan, Pemprov DKI akan terus menyalurkan bantuan untuk warga tidak mampu melalui program Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), hingga pemutihan ijazah.

“Problem Jakarta itu bukan Sudirman, Thamrin, atau Gatot Subroto. Problem utamanya ada di gang-gang atau di tempat-tempat warga yang tidak beruntung,” kata Pramono.(*)